PEKANBARU - Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Pekanbaru,
kini mulai melayani donor plasma convalesent atau plasma konvalesen
dari penyintas Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Ketua
PMI Kota Pekanbaru Drs H Mohd Noer MBS, SH, M.Si, MH, menyebutkan,
pelayanan donor plasma konvalesen diberikan pihaknya seiring dengan
dilakukannya pencanangan gerakan Nasional Pendonor Darah Plasma
Konvalesen oleh PMI pusat dan Pemerintah Indonesia, Senin (18/1).
Disampaikannya,
plasma darah yang diambil dari pasien yang pernah terinfeksi Covid-19
itu dibutuhkan untuk membantu pengobatan pasien yang belum sembuh dari
virus corona.
"Untuk itu,
bagi penyintas Covid-19 di Kota Pekanbaru yang ingin mendonorkan plasma
darahnya, PMI Kota Pekanbaru sudah siap melakukannya," ucap Noer,
Selasa (19/1).
"Insyaallah,
ikhtiar donor plasma darah konvalesen ini akan sangat berguna dan
sangat-sangat membantu mereka, saudara-saudara kita yang sedang berjuang
untuk sembuh dari virus corona," ulas pria yang kini juga menjabat
sebagai Kepala Diskes Kota Pekanbaru ini.
Diterangkan
Noer, pada saat terinfeksi virus corona, sistem imun tubuh penderita
covid akan mulai memproduksi antibodi, khususnya sel pelindung yang
dapat mengenali dan melawan virus corona. Di mana ketika pasien
dinyatakan sembuh, antibodi ini akan tersimpan dengan sendirinya di
dalam darah.
"Metode
terapi plasma darah ini bekerja dengan membantu menetralisir virus yang
ada di dalam tubuh pasien terinfeksi untuk bisa survive (bertahan),"
ungkapnya.
Namun
demikian, disampainan Noer jika tidak semua penyintas Covid-19 yang bisa
mendonorkan plasma darah konvalesen-nya. Sebab, ada sejumlah kriteria
yang harus dipenuhi pendonor terlebih dahulu.
"Seperti
usia, itu harus berusia 18 sampai 60 tahun, berat badan kurang lebih 50
kg, tidak ada riwayat penyakit yang dapat membatalkan donor, dan sudah
dinyatakan sembuh sesuai hasil tes PCR negatif dua kali berturut-turut,"
ucapnya.
"Kemudian untuk
pendonor, kita juga baru memprioritaskan laki-laki. Sebenarnya pendonor
itu bisa laki-laki, bisa perempuan. Namun transfusi ini lebih banyak
laki-laki karena terkait antibodi HLA (human laukocyte antigen)," tutup
Noer menambahkan. (Kominfo2/RD1)