PEKANBARU- Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru, Risnandar Mahiwa berdialog dengan Dirjen Guru Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbudristek, Prof. Nunuk Suryani. Mereka berdialog di Ruang Rapat Walikota Komplek Perkantoran Walikota Pekanbaru, Tenayan Raya, Jumat 09/08/2024.
Kedatangan Nunuk dalam kunjungan kerja terkait capaian nasional program prioritas selama lima tahun terakhir. Provinsi Riau menjadi provinsi pertama yang dikunjungi Nunuk dalam kunjungan dua hari.
Ada satu sekolah di Kota Pekanbaru yakni SDN 47 Pekanbaru. Nunuk dalam pertemuan itu mengapresiasi karena Riau meraih capaian terbaik dalam program prioritas nasional.
"Kami berharap semua pihak bisa mengetahui implementasi kebijakan Merdeka Belajar, program ini akan terus berjalan di masa mendatang," paparnya.

Ditjen GTK menjadi nahkoda Kemendikbudristek bagi transformasi SDM pendidikan sesuai dengan fokus Presiden Republik Indonesia dalam meningkatkan SDM bangsa. Dalam hal ini, guru harus menjadi profesi yang bermartabat dan terhormat, membanggakan, menjadi agen transformasi pendidikan, serta menghidupkan ekosistem belajar yang berdaya dan saling menguatkan.
Hal itu dimanifestasikan dalam kebijakan Merdeka Belajar menjadi 12 Program Prioritas Ditjen GTK, tiga di antaranya Pendidikan Guru Penggerak (PGP), Penataan GTK Aparatur Sipil Negara (ASN) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), dan Pendidikan Profesi Guru (PPG).
Gerakan Merdeka Belajar juga mendapat dukungan dan apresiasi dari Penjabat (Pj) Walikota Pekanbaru, Risnandar Mahiwa. Pemerintah berkomitmen menjaga program-program pendidikan demi terwujudnya Indonesia Emas 2045.
"Kami melakukan penguatan melalui program-program pendidikan," jelasnya.
Risnandar menambahkan bahwa program prioritas nasional ini mendapat dukungan dari pemerintah pusat. Ada juga dukungan dari pemerintah provinsi.
Maka pemerintah kota siap melaksanakan kebijakan sesuai dengan arahan pemerintah pusat. Pemerintah kota pun bersinergi menyukseskan program ini.
"Insya Allah ini berproses dan saya punya kebijakan di APBD perubahan maupun nanti di 2025. Jadi diharapkan program pendidikan sejalan," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Riau, Reisky Bestary mengatakan, pihaknya terus berupaya menjadi motor bagi peningkatan kompetensi guru di Riau. Di tanah Lancang Kuning ini, terdapat 2.173 Guru Penggerak yang sudah bersertifikat.
"Dari jumlah itu, Guru Penggerak yang sudah menjadi kepala sekolah dan pengawas sekolah ada 233," kata Reisky.
Manfaat dari PGP sangat dirasakan Rani Sofianti, Guru Penggerak Angkatan 7 yang mengajar di Kelas IV SDN 47 Pekanbaru. Rani bercerita, dirinya yang dulu kurang bersemangat dalam berkolaborasi dan bersinergi kini bisa berkolaborasi dengan aset sekolah termasuk wali murid dan pihak lain setelah menjadi Guru Penggerak.
"Dulu saya tidak percaya diri, sekarang karena tuntutan belajar di (program) Guru Penggerak, saya bisa mengembangkan kompetensi sehingga mengerti bagaimana berikan pelajaran yang bermakna, terdiferensiasi, yang disesuaikan kemampuan siswa," ucap Rani.
"Ayo guru-guru lain ikuti program (Guru Penggerak), jadi pemimpin pembelajaran yang bermakna dan berpusat pada peserta didik, sesuai semangat Ki Hadjar Dewantara," harapnya. (Kominfo7)