PEKANBARU - Kota Pekanbaru, meraih juara tiga penilaian kinerja kabupaten-kota dalam pelaksanaan 8 aksi konvergensi penurunan stunting tahun 2022 untuk kategori Replikatif dan Inspirasi.

Sementara untuk penilaian stand bazar dan kinerja terbaik, Kota Pekanbaru meraih harapan dua.

Hasil itu disampaikan pada kegiatan penilaian kinerja kabupaten-kota dalam pelaksanaan 8 aksi konvergensi penurunan stunting tahun 2022 yang ditaja Pemerintah Provinsi Riau, bertempat di Hotel Furaya, Selasa (31/5).

Kegiatan tersebut dihadiri secara langsung oleh Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Pekanbaru H. Muhammad Jamil M.Ag M.Si, serta sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan pemerintah kota.

Dikatakan Jamil, sejauh ini Pemko Pekanbaru sangat komit untuk menekan angka stunting atau masalah kekurangan gizi kronis terhadap anak yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.

"Ada 12 OPD yang berkolaborasi dalam penanganan stunting ini," ungkapnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Pekanbaru dr Zaini Rizaldy Saragih sebelumnya menyebutkan, belasan OPD yang bertugas menangani stunting itu telah di SK kan oleh Firdaus semasa menjabat sebagai Wali Kota Pekanbaru.

"Jadi untuk Kota Pekanbaru, kami sudah memiliki SK penanganan stunting. SK tersebut dibuat oleh walikota sebelumnya," ujar dia.

Berdasarkan SK dimaksud, terang Zaini, penangan stunting disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing OPD bersangkutan.

"Misalnya, bila ada balita stunting di sebuah keluarga, kami harus melihat akar permasalahannya. Jika anak tersebut memiliki penyakit kronis, maka Dinas Kesehatan yang lebih berperan," ucapnya.

"Tapi jika kekurangan gizi akibat kemampuan keuangan keluarga, maka dilihat lagi OPD mana yang harus membantu, misalnya Disdalduk KB atau Dinas Tenaga Kerja," tutup Zaini menambahkan. (Kominfo6/RD3)