PEKANBARU - Kepala Rumah Potong Hewan (RPH) Kota
Pekanbaru Anom Wicaksono, SKH mengatakan bahwa stok daging untuk
menyambut idul fitri aman di wilayah Kota Pekanbaru, walaupun ada
penurunan pasokan ditingkat importir (feedlot).
Saat
ditemui dikantornya di Jl. Cipta Karya, mas anom sapaan akrabnya
menyampaikan "melihat kondisi yang saat ini adanya kelangkaan daging
sapi import di Indonesia, setelah dikomunikasikan ke berbagai importir
(feedlot) kita pastikan stok daging sampai idul fitri di Kota Pekanbaru
termasuk kategori terkendali dan aman," Jumat, (29/1).
"Berkurangnya
pasokan secara nasional akibat negara produsen seperti Australia,
mengalami bencana kebakaran lahan tahun 2019 dan butuh 2 - 3 tahun
pemulihan, adanya permintaan pasar saat natal dan tahun baru, sehingga
berimbas juga pada pasokan ditingkat importir (feedlot) ke
daerah-daerah," imbuhnya.
"Sampai
hari ini harga ditingkat konsumen masih terkendali walaupun ditingkat
penyalur (pemegang DO) harga berat sapi hidup perkilogram kisaran 4.000
sd 6.000/kg," sambungnya.
Pantauan
di Pasar Cik Puan dan Pasar Dupa harga daging sapi masih berkisar
110.000 sd 120.000/kg, salah seorang pedagang daging menyampaikan
kekhawatirannya untuk menghadapi idul fitri akan ada lonjakan harga pada
daging, karena imbas dari pengurangan distribusi ketingkat pedagang
serta ada wabah corona (covid19) yang tidak kunjung berakhir.
Rumah
Potong Hewan (RPH) Pekanbaru salah satu jasa pemotongan hewan yang
sangat strategis, sehingga pemakai jasa ini tidak hanya pedagang -
pedagang dalam kota saja, tetapi juga ada yang dari pedagang dari Siak.
Saat ini pemotongan berkisar antara 23 sampai dengan 24 ekor/malam, itu
artinya ada penurunan pemotongan yang diakibatkan berkurangnya
distribusi sapi import ke RPH, biasanya mencapai 35 sd 40 ekor/malam.
"Daging
untuk masyarakat Pekanbaru yang berjumlah satu juta lebih jiwa, 65%
kebutuhan daging dipasok dari daging sapi hidup, kemudian sisanya 35%
dipasok dari daging beku," tutup mas Anom. (Kominfo/NN/Gea/RD)