Hadapi Peralihan Musim, BMKG Pekanbaru Imbau Tidak Bakar Lahan


Image : Hadapi Peralihan Musim, BMKG Pekanbaru Imbau Tidak Bakar Lahan
- Pekanbaru.go.id

PEKANBARU -- Memasuki masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru meminta masyarakat untuk tidak melakukan aktifitas yang memicu timbulnya bencana Kebakaran Lahan dan Hutan.

Kepala BMKG stasiun Pekanbaru Sukisno mengatakan,  saat ini untuk Riau memang masih mengalami musim hujan, namun Mei nanti akan terjadi penurunan curah hujan. 

"Mei nanti mulai mengalami penurunan curah hujan, kemudian Juni nanti masuki musim kemarau yang diperkirakan akan terjadi September atau Oktober," ujar Sukisno. 

Untuk itu, ujar Sukisno, pihaknya meminta masyarakat Riau tidak melakukan aktifitas yang menimbulkan bencana asap. 

"Jangan sampai melakukan kegiatan-kegiatan yang akan memancing terjadinya kabut asap seperti melakukan pembakaran lahan. Apalagi Riau inikan wilayahnya bergambut, jadi susah dipadamkan jika ada api," jalasnya. 

Selain itu, Sukisno juga meminta masyarakat untuk terus menjaga kesehatan, apalagi ketika beraktovitas di luar ruangan. 

"Karena memang di Riau ini kan panas ya, jadi tetap jaga kesehatan. Jaga pola makan dan tentunya jangan lupa banyak minum air agak tidak dehidrasi," pungkasnya. 

Sebelumnya, BMKG pusat telah merilis berita bahwasanya pantauan BMKG dan beberapa lembaga internasional terhadap kondisi Samudera Pasifik dan Samudera Hindia mengindikasikan bahwa hingga awal April 2018 ini kondisi La Nina kategori lemah sudah berakhir menuju kondisi normalnya pada bulan Mei hingga September 2018 nanti. 

Sementara itu, tidak ada indikasi anomali iklim (dipole mode) yang terjadi di Samudera Hindia bagian barat Sumatera. 

BMKG memprediksi Samudera Hindia tetap dalam kondisi normal pada periode April hingga September 2018 nanti. Sirkulasi angin regional sudah didominasi angin Monsun Australia (angin timuran) hampir di sebagian besar wilayah Indonesia bagian selatan khatulistiwa. Angin timuran membawa massa udara kering dari Benua Australia, kondisi ini selaras dengan awal periode musim kemarau di Indonesia. 

Meski demikian, di beberapa wilayah terutama di bagian barat, masih terdapat massa udara basah yang cukup lembap (> 65%), terutama di atmosfer lapisan menengah (ketinggian 3000 meter). Kondisi ini dapat mendukung tumbuhnya awan-awan konvektif sehingga hujan sporadis masih berpeluang terjadi di beberapa wilayah di Sumatera bagian Selatan, Jawa bagian Tengah dan Timur, Kalimantan bagian Utara dan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat dan Selatan, serta Maluku bagian Utara.  

Pada musim transisi, potensi dan peluang cuaca ekstrem seperti hujan es dan puting beliung dapat terjadi.

Analisis Hari Tanpa Hujan hingga dasarian I April menunjukkan panjang kekeringan meteorologis akibat ketiadaan hari hujan berturut-turut, dilaporkan bahwa beberapa daerah telah mengalami hari tanpa hujan kategori sangat panjang (> 30 hari) yaitu di Aceh Utara (35 hari), kategori  panjang (>20-30 hari) yaitu di Batuta, Nusa Tenggara Timur (30 hari) dan di Sumatera Utara (26 hari). Sementara itu, beberapa daerah di Jawa Timur dan NTB sudah mengalami ketiadaan hari hujan berturut-turut kategori menengah (11 – 20 hari). (Kominfo3/RD1)


Logo Pemkot

Pekanbaru.go.id

Portal Resmi Pemerintah Kota Pekanbaru Provinsi Riau

Tulis Komentar

[17/09/2024] Subsidi Bunga Pinjaman Ratusan Pelaku UMKM Sudah Dicairkan Pemko Pekanbaru [17/09/2024] Pj Wali Kota Pekanbaru Keluarkan SE Tentang Netralitas ASN pada Pilkada 2024 [17/09/2024] Sekdako Pekanbaru Kembali Tegaskan Netralitas ASN Dalam Pilkada Serentak 2024 [17/09/2024] Pj Wali Kota Pekanbaru Hadiri Rakornas Tentang Kesiapan Kepala Daerah Jaga Netralitas ASN di Pilkada 2024 [17/09/2024] Masyarakat Pekanbaru Kini Bisa Akses Aplikasi Perumdam Tirta Siak untuk Bayar Tagihan [17/09/2024] Disdalduk KB Pekanbaru Maksimalkan Penanganan Stunting