PEKANBARU
- Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP) Kota Pekanbaru mengadakan
rapat pembahasan laporan akhir Riset Unggulan Daerah (RUD), Senin (4/10)
di Ruang Rapat Asisten Setdako Pekanbaru.
Kegiatan
ini dihadiri oleh Tim Juri, Tim Teknis, Pejabat Fungsional serta
Struktural di BPP dan kedua tim pemenang Riset Unggulan Daerah.
Presentasi pertama dilakukan oleh Saraswati Sistiany ,SP M Agr dengan
tema “Strategi Penanganan Banjir dengan desain riset Masterplan
Rejuvenasi Floodplain Sungai Sail Untuk Mitigasi Banjir Kota Pekanbaru”.
Saraswati
dan tim menyimpulkan, berdasarkan riset yang telah dilakukan,
Floodplain area Sungai Sail memiliki luas sebesar 753 Ha. Sekitar 56
persen masih merupakan ruang terbuka hijau yang sebaiknya
dipertahankan.
"Perlu
ada tinjauan untuk aturan peruntukan kawasan perumahan di floodplain
area ini yang mencapai hingga 78 persen dari total area," kata Saraswati
dalam pemaparannya.
Kemudian,
hasil analisis menunjukkan bahwa 9.53 persen area memiliki prioritas
tinggi dan 25.41persen memiliki prioritas sedang. Pembatasan ruang
terbangun di floodplain area akan mengurangi resiko banjir baik pada
area terbangun eksisting maupun yang akan dibangun.
“Konsep
masterplan rejuvenasi floodplain Sungai Sail Kota Pekanbaru adalah Sail
Sponge Park, terdiri atas Riverside Park Zone, Flood Retention Zone,
Conservation Zone, dan Sediment Control Point," jelasnya.
Lanjutnya,
masterplan kemudian terbagi menjadi rencana tapak pada enam spot.
Strategi penerapan masterplan yang direkomendasikan adalah secara
bertahap pada keenam spot tersebut dengan memprioritaskan sediment
control point terlebih dahulu.
Kemudian,
laporan selanjutnya disampaikan oleh Dr Minarni MSc yang bertema
Pengelolaan Persampahan dengan desain riset Pengembangan Mesin Pemisah
Sampah Plastik dan Organik berbasis Pencitraan Multispektral.
Ia
menjelaskan, sistem pemisah sampah organik dan plastik yang terdiri
dari dua kamera dan aksesoris, konveyor, sistem kendali, motor, tuas,
dan perangkat lunak mulai dikembangkan, perlu penyempurnaan. Lanjutnya,
Jaringan Syaraf Tiruan (KST) untuk memisahkan sampah organik dan plastik
dengan metode pencitraan biasa telah dibuat dan ditraining.
"Testing
dengan tuas pemisah sedang dilakukan. JST untuk memisahkan 2 jenis
plastic (HDPE dan PET) mengunakan metode pencitraan multispektral telah
dibuat dan ditraining dengan 60 dataset, perlu dataset yang lebih banyak
lagi agar dapat dikembangkan,” Jelas Minarni.
Setelah
pembahasan laporan akhir ini, agenda selanjutnya dari RUD yaitu seminar
laporan hasil yang rencananya akan diselenggarakan pada bulan Oktober
tahun ini. (Kominfo3/RD1)